Kopi dan Kesehatan


Pada tahun 1685, dr. Philippe Sylvestre menemukan zat-zat kimia dalam kopi secara akurat dan mengujinya pada manusia. Dari situ ia berkesimpulan, ada orang yang dapat menikmati kopi dengan nyaman, ada yang tidak. Bahkan, ia menemukan ada sejumlah kecil orang yang malah tidur lebih nyenyak setelah minum kopi karena biji kopi melenyapkan kekhawatiran dan kegelisahan dalam diri mereka.1
Selama 25 tahun penelitian yang intensif, belum ada ahli kesehatan dan gizi makanan yang dapat membuktikan secara ilmiah kaitan antara kopi berkafein dengan angka kelahiran, termasuk tentang kelahiran yang cacat.2
Sebuah penelitian yang dilansir The Caffeine Web menyebutkan beberapa ahli psikiatri, ahli penyakit alergi dan zat beracun–toksikologi, menengarai zat kafein sangat potensial menimbulkan gejala penyakit mental. 80% populasi masyarakat dunia mengkonsumsi kafein, dan 25% di antaranya didiagnosis mengalami gangguan mental. Bagi seorang psikiater, kafein dapat menjadi musuh nomor satu, karena identik dengan penyebab kegelisahan, stres, depresi, hingga schizophrenia.2
Dari penelitian yang dipimpin oleh Monami Inoue dari Ntional Cancer Center Tokyo terhadap 90.000 orang Jepang, terbukti bahwa konsumsi kopi menurunkan resiko kanker hati sampai separuhnya.1
Sebuah hasil penelitian terhadap 6.000 pria dan wanita yang dilaporkan oleh Framingham Heart Study menunjukkan bahwa tidak terdapat kaitan konsisten antara minum kopi dengan kadar koleseterol yang meninggi.1
Penelitian yang dilakukan oleh dr. Walter Willet dan rekan-rekannya dari Harvard School of Public Health menyatakan tak ada kaitan konsisten antara asupan kafein dengan serangan jantung dan stroke.1
Awalnya, para peneliti dari John Hopkins mendapatkan, dari penelitian tahun 1994 terbukti kaitan antara konsumsi kopi dan peningkatan resiko penyakit jantung. Namun, peningkatan resiko itu terutama terjadi pada pola minum kopi sebelum tahun 1975 – di mana sebelum pertengahan tahun 70-an, orang Amerika belum memakai mesin coffee drip sehingga kopi yang dikonsumsi tidak disaring.1
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Universitas Sao Paulo Brazil, disimpulkan bahwa kafein mampu merangsang sel-sel sperma dalam tubuh pria, sehingga kesuburan seseorang dapat meningkat. Inti dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kulitas sperma para peminum kopi lebih sehat dibandingkan sperma orang yang tidak meminum kopi. Kesuburan sperma para peminum kopi disebabkan oleh unsur-unsur yang dikandung kafein. Setelah diteliti, kafein yang terdapat dalam kopi dinilai memiliki kemampuan meningkatkan kecepatan berenang sel sperma.2
Sisi negatifnya, peminum kopi berat akan mengalami kekhawatiran kronis, gelisah, dan lekas marah. Dosis kopi sangat besar atau setara dengan sepuluh cangkir kopi kental yang diminum berturut-turut, menghasilkan efek beracun, yaitu muntah, demam, kedinginan, dan mengalami kebingungan mental.
http://dokterkecil.wordpress.com/2009/02/24/kopi-kesehatan/

0 Response to "Kopi dan Kesehatan"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes