Tsunami

Berasal dari bahasa Jepang yang berarti “gelombang pelabuhan raksasa”, merujuk gelombang laut seismik yaitu gelombang yang diakibatkan oleh peristiwa-peristiwa seismik. Dalam bahasa Spayol, tsunami disebut dengan “Maremoto” yang berarti “laut yang bergetar”.
Gelombang ini tidak hanya dapt mencapai ketinggian setinggi menara pelabuhan, tetapi pergerakan airnya dapat berlangsung berjam-jam. Tsunami hanya sedikit mirip dengan gelombang pasang surut.
Tsunami dapat terjadi karena gerakan tiba-tiba atau guncangan dasar laut, latusan di bawah laut, atau benda-benda besar di laut seperti tanah longsor. Peristiwa-peristiwa geofisika ini memicu serangkaian gelombang yang bergerak cepat, panjang, dan pendek yang terpancar ke segala arah. Sebaliknya, kebanyakan gelombang air terjadi akibat dari dorongan angin atau terganggunya permukaan laut.
Gelombang angin/Tsunami ditandai oleh panjang gelombang yaitu jarak horizontal antara puncak-puncak gelombang. Periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh untuk bergerak secara berurutan dengan melewati satu titik tetap. Tinggi gelombang adalah jarak vertikal dari puncak gelombang hingga dasar gelombang.
Tsunami mempunyai panjang gelombang ratusan kilometer dan periode yang berkisar antara 10 menit sampai lebih dari 1 jam.
Tsunami bergerak di sepanjang laut terbuka sebagai suatu rangkaian gelombang panjang yang berpuncak rendah dengan tinggi >1-2 meter (1-6 kaki). Kedalaman dan sifat dasar laut juga sangat memengaruhi cara bergerak gelombang.
Walaupun semua gelombang tampak menggerakkan air kepantai, sebenarnya air hanya bergerak naik turun dan energi dipindahkan ke depan. Gelombang memindahakan energi laut dengan menciptakan gerakan ke atas dan ke bawah atau orbital pada molekul-molekul air. Kecepatan orbital tidak berkurang secara nyata dengan perubahan kedalaman dan walaupun ketinggian gelombang di permukaan relatif kecil.
Kecepatan sebuah gelombang dapat diperkirakan dengan membagi panjang gelombangnya dengan waktunya.
Tsunami biasanya terjadi di air yang relatif dalam, bergerak melalui air dangkal dan kemudian menghantam pantai.
Walaupun tanah longsor, gunung berapi, dan jatuhnya asteroid dapat memicu tsunami, hingga saat ini sebab yang paling umum adalah gempa bawah laut. Selain kekuatan gempa bumi, kedalaman gempa bumi juga memengaruhi seberapa besar dan seberapa jauh kerak bumi terdeformasi pada suatu peristiwa.


Sumber : Buku Bumi Murka; Karya Ellen J. Proger, dkk;Penerbit :Pakar Raya ; halaman 169-181

Earthquake


An Earthquake is an event that causes the ground to shake. A sudden movement of the Earth’s crust causes an earthquake. This releases energy within the ground.
HOW EARTHQUAKE HAPPEN ????
When tectonic plates collide, they can cause the Earth’s crust to crack. These cracks, called faults, usually run along the edges of the plates. A few are in the middle of the plates. Most faults run deep into the crust.
The rocks on both sides of the fault fit tightly together. They bend as stress builds up because of continental drift. If the stress gets strong enough, the rocks suddenly snap back into shape. They release shock waves reach the surface of the earth. The land starts to shake. An earthquake has begun.
The focus of the earthquake is the point where the stress releases. The epicenter is the place on the Earth’s surface directly above the focus.
The Sun Andreas Fault is the best known fault in North America. It runs through California for 800 miles ( 1,300 km ). It was the cause of the Great San Fransisco Earthquake of  1906. The earthquake caused massive fires and terrible destruction. It was one of the worst natural disasters ever to hit the United States.
Many people think of faults lines occurring near the edges of continents. In fact,faults can occur anywhere. If you live in the Southern of Midwestern United States, you might live near the New Madrid Fault Line.
MEASURING EARTHQUAKES
            Seismologists, scientists who study earthquakes, have several ways to measure them. If you’ve heard a news report on an earthquake, you’ve probably heard of the Richter Scale. The Richter Scale describes the strength, or magnitude, of an earthquake. It is named after American scientist Charles Richter. A machine called a seismograph measure the earthquake’s strength.
            The Richter scale ranges from 1 to 10. Each number of the scale stands for a tenfold increase in the strength of an earthquake. An earthquake that registers 5 on the scale is 10 times worse than an earthquake with a magnitude of four. 



Measurement on the Richter Scale
Earthquake magnitude
Effects
1-3
- Can be recorded on a seismograph, but rarely causes damage
- Usually not felt by humans
3-6
- Can be felt by humans
- Damage is usually minor
- Some buildings can be affected
6-9+
- Is felt by humans
- Can cause great damage
- An earthquake with a magnitude over six can cause damage for 100 miles
- Anything greater than eight can cause severe damage over an area of hundreds     of miles

            The Mercalli Scale measures how much the Earth shakes. It is named after Italian scientist Gieuseppe Mercalli. Earthquakes with Mercalli intensity of I (one) are not felt. Special instruments detect them. Those with an intensity of XII (twelve) cause total destruction of cities and change the Earth’s Surface.

Sumber : Encyclopedia; Volume 4, Earth Science; Page 30-31




Kopi dan Kesehatan


Pada tahun 1685, dr. Philippe Sylvestre menemukan zat-zat kimia dalam kopi secara akurat dan mengujinya pada manusia. Dari situ ia berkesimpulan, ada orang yang dapat menikmati kopi dengan nyaman, ada yang tidak. Bahkan, ia menemukan ada sejumlah kecil orang yang malah tidur lebih nyenyak setelah minum kopi karena biji kopi melenyapkan kekhawatiran dan kegelisahan dalam diri mereka.1
Selama 25 tahun penelitian yang intensif, belum ada ahli kesehatan dan gizi makanan yang dapat membuktikan secara ilmiah kaitan antara kopi berkafein dengan angka kelahiran, termasuk tentang kelahiran yang cacat.2
Sebuah penelitian yang dilansir The Caffeine Web menyebutkan beberapa ahli psikiatri, ahli penyakit alergi dan zat beracun–toksikologi, menengarai zat kafein sangat potensial menimbulkan gejala penyakit mental. 80% populasi masyarakat dunia mengkonsumsi kafein, dan 25% di antaranya didiagnosis mengalami gangguan mental. Bagi seorang psikiater, kafein dapat menjadi musuh nomor satu, karena identik dengan penyebab kegelisahan, stres, depresi, hingga schizophrenia.2
Dari penelitian yang dipimpin oleh Monami Inoue dari Ntional Cancer Center Tokyo terhadap 90.000 orang Jepang, terbukti bahwa konsumsi kopi menurunkan resiko kanker hati sampai separuhnya.1
Sebuah hasil penelitian terhadap 6.000 pria dan wanita yang dilaporkan oleh Framingham Heart Study menunjukkan bahwa tidak terdapat kaitan konsisten antara minum kopi dengan kadar koleseterol yang meninggi.1
Penelitian yang dilakukan oleh dr. Walter Willet dan rekan-rekannya dari Harvard School of Public Health menyatakan tak ada kaitan konsisten antara asupan kafein dengan serangan jantung dan stroke.1
Awalnya, para peneliti dari John Hopkins mendapatkan, dari penelitian tahun 1994 terbukti kaitan antara konsumsi kopi dan peningkatan resiko penyakit jantung. Namun, peningkatan resiko itu terutama terjadi pada pola minum kopi sebelum tahun 1975 – di mana sebelum pertengahan tahun 70-an, orang Amerika belum memakai mesin coffee drip sehingga kopi yang dikonsumsi tidak disaring.1
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Universitas Sao Paulo Brazil, disimpulkan bahwa kafein mampu merangsang sel-sel sperma dalam tubuh pria, sehingga kesuburan seseorang dapat meningkat. Inti dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kulitas sperma para peminum kopi lebih sehat dibandingkan sperma orang yang tidak meminum kopi. Kesuburan sperma para peminum kopi disebabkan oleh unsur-unsur yang dikandung kafein. Setelah diteliti, kafein yang terdapat dalam kopi dinilai memiliki kemampuan meningkatkan kecepatan berenang sel sperma.2
Sisi negatifnya, peminum kopi berat akan mengalami kekhawatiran kronis, gelisah, dan lekas marah. Dosis kopi sangat besar atau setara dengan sepuluh cangkir kopi kental yang diminum berturut-turut, menghasilkan efek beracun, yaitu muntah, demam, kedinginan, dan mengalami kebingungan mental.
http://dokterkecil.wordpress.com/2009/02/24/kopi-kesehatan/

Tanah Longsor

Longsor atau sering disebut gerakan tanah adalah suatu peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Secara umum kejadian longsor disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang menyebabkan bergeraknya material tersebut. Meskipun penyebab utama kejadian ini adalah gravitasi yang mempengaruhi suatu lereng yang curam, namun ada pula faktor-faktor lainnya yang turut berpengaruh:
  • erosi yang disebabkan sungai-sungai atau gelombang laut yang menciptakan lereng-lereng yang terlalu curam
  • lereng dari bebatuan dan tanah diperlemah melalui saturasi yang diakibatkan hujan lebat
  • gempa bumi menyebabkan tekanan yang mengakibatkan longsornya lereng-lereng yang lemah
  • gunung berapi menciptakan simpanan debu yang lengang, hujan lebat dan aliran debu-debu
  • getaran dari mesin, lalu lintas, penggunaan bahan-bahan peledak, dan bahkan petir
  • berat yang terlalu berlebihan, misalnya dari berkumpulnya hujan atau salju
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah_longsor

    Banjir Bandang Luluhlantakan Wasior

    Banjir bandang meluluhlantakan Kota Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat. Ratusan rumah warga dan fasilitas umum kota rusak parah akibat terjangan air bah kemarin pagi.

    Banjir bandang setinggi tiga meter menerjang Kota Wasior sekira pukul 07.00 WIT langsung meratakan pemukiman warga. Hingga saat ini dilaporkan ada 15 warga tewas akibat musibah ini.

    "Tadi (kemarin) pagi kami semua sangat panik, karena kejadiannya masih pagi sekali. Warga juga saat itu baru memulai aktivitasnya, sehingga semua terlihat panik saat banjir bandang datang," kata Nuny warga setempat saat dihubungi okezone, Senin, (4/10/2010).

    Bahkan, derasnya aliran air membuat beberapa motor yang terparkir tersangkut di atas genting rumah warga. Tak hanya itu, pesawat Susi Air yang biasa melayani rute lokal ikut rusak saat berada di landasan pacu Bandara Manokwari.
    Ssaat ini ribuan warga Wasior tengah dievakuasi ke tempat yang terbebas dari genangan air. Namun, bantuan untuk kebutuhan pokok masih minim.(fer)
    http://news.okezone.com/read/2010/10/04/340/379088/banjir-bandang-luluhlantakan-wasior-papua

    Bencana Alam Masih Membayangi Indonesia

    Menko Kesra-Sepanjang Tahun 2010, catatan bencana alam di Indonesia cukup memperihatinkan. Di tahun 2011 ini, ternyata hal itu belum jauh berbeda. Diprediksi bencana alam masih membayangi Indonesia.

    "Sejumlah prediksi, bencana hidrometeorologi (akibat perubahan iklim) yang tetap mengancam," tulis Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, dalam siaran pers yang diterima detikcom, Senin (3/1/2011).

    Agung mengatakan, prediksi bencana alam ini akibat terjadinya perubahan iklim global di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Dikatakan Agung, musibah banjir yang terjadi di Australia dan Amerika Serikat menjadi bukti dampak perubahan iklim tersebut.

    Agung juga menambahkan, sepanjang tahun 2011, diperkirakan cuaca buruk akan melanda sebagian besar kawasan di Indonesia. Bahkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta lembaga meteorologi sejumlah negara, menyebutkan puncak bencana hidrometeorologi akan terjadi tahun ini.

    "Curah hujan Indonesia pada Januari hingga Maret di atas normal," imbuh Agung.

    Tak hanya curah hujan yang meningkat sepanjang Januari-Maret, menurut informasi yang dia dapatkan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), satu dari tiga desa di Indonesia rawan bencana.

    "Dari 497 kabupaten/kota, 176 kabupaten/kota berisiko tinggi banjir, 154 kabupaten/kota berisiko tinggi longsor, dan 153 kabupaten/kota berisiko tinggi kekeringan," beber politisi Partai Golkar ini.

    Dengan adanya prediksi ini diharapkan masyarakat bisa lebih waspada. Agung juga berjanji pemerintah juga tidak akan lengah.

    "Oleh sebab itu, pemerintah dengan segala kemampuan mengajak masyarakat bersinergi saat menghadapi bencana. Kita senantiasa mendorong institusi yang menangani masalah kebencanaan siap menghadapi dan mengantisipasi berbagai kemungkinan. Demikian pula di bidang anggaran agar DPR dan DPRD bisa memberi dukungan" tegasnya.

    (lia/irw)


    Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda! 

    Diberdayakan oleh Blogger.
    powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes